Halaman
▼
Selasa, 18 Desember 2012
Mengetahui Hadis Maudhu' (Palsu)
Untuk mengetahui hadis maudhu' (palsu) sebagai berikut:
1. Adanya pengakuan dari pembuat hadis palsu itu. Dan, ternyata ada lho orang yang telah mengaku memalsukan hadis. Seperti Abu Ishmah bin Abu Maryam; ia mengaku telah memalsukan hadis tentang keutamaan surah-surah dalam Al-Qur'an.
2. Riwayat dari seseorang yang mengaku meriwayatkan suatu hadis dari si A, tapi ternyata saat dicek tanggal kelhirannya, si A suda meninggal sebelum orang tersebut dilahirkan.
1. Adanya pengakuan dari pembuat hadis palsu itu. Dan, ternyata ada lho orang yang telah mengaku memalsukan hadis. Seperti Abu Ishmah bin Abu Maryam; ia mengaku telah memalsukan hadis tentang keutamaan surah-surah dalam Al-Qur'an.
2. Riwayat dari seseorang yang mengaku meriwayatkan suatu hadis dari si A, tapi ternyata saat dicek tanggal kelhirannya, si A suda meninggal sebelum orang tersebut dilahirkan.
قواعد أصول الحديث
Kitab ini juga termasuk kitab kontemporer yang mennyarikan dan member i komentar kitab-kitab Ilmu Hadits sebelumnya. Beliau mencoba menjelaskan setiap bab dengan rinci dan memberi contoh untuk memperjelas pembahasan.
Meskipun secara garis besar kitab ini telah memuat ilmu-ilmu dasar Ilmu Hadits, namun masih terdapat beberapa materi yang belum dibahas. Sebagai contoh, sejarah para perowi dan tingkatan-tingkatannya tidak dibahas kecuali hanya Shabat dan Tabi’in di akhir kitab ini.
Meskipun secara garis besar kitab ini telah memuat ilmu-ilmu dasar Ilmu Hadits, namun masih terdapat beberapa materi yang belum dibahas. Sebagai contoh, sejarah para perowi dan tingkatan-tingkatannya tidak dibahas kecuali hanya Shabat dan Tabi’in di akhir kitab ini.
المختصر في علم اصول الحديث
Kitab ini digolongkan pada kita-kitab baru yang mana kandungannya adalah kumpulan dan ringkasan dari kajian-kajian kitab-kitab induk ilmu hadits sebelumnya . Pada dasarnya Ibnu Nafis adalah ahli di bidang kedokteran dan filsafat sehingga secara tidak langsung pada karya-karyanya yang lain mendapat pengaruh. Baik dari sudut pandang berfikirnya ataupun tata bahasa yang dipakai. Hal itu juga berlaku pada kitab ini.
Dalam kitab ini beliau lebih sering memakai istilah “khobar” untuk menyebut hadits Nabi. Tidak seperti kebanyakan Ulama’ yang memakai Hadits atu sunnah.
Dalam kitab ini beliau lebih sering memakai istilah “khobar” untuk menyebut hadits Nabi. Tidak seperti kebanyakan Ulama’ yang memakai Hadits atu sunnah.
Sekilas Biografi Ibn Nafis
Nama lengkapnya ‘Alauddin ‘Ali bin Abi al-Hazm al-Qurasy. Dilahirkan di Damaskus tahun 607 H. dan hidup di Negara tersebut. Ia belajar ilmu kedokteran dari gurunya yang bernama Muhaddzabuddin ‘Abdurrahim bin ‘Ali Addahwar. Kemudian pada tahun 633 H, ia pindah ke Mesir atas panggilan Solahuddin al-Ayubi. Dan ia dijadikan pemimpin Rumah Sakit Annasir di Kairo yang dibangun oleh al-ayubi pada tahun 589. Kemudian ia menjadi pimpinan Rumah sakit al-Mansury di masa khalifah al-Mansur, Penting untuk diingat bahwa disinilah kemudian beliau mengarang berbagai macam disiplin Ilmu.
Sekilas Kitab Al-Mandzumah al-Baiquniyah
Kitab mustholah hadis ini disajikan dalam bentuk nadzam yang jumlahnya
34 bait. Penulis memaparkan topic-topik ulum al-hadits dengan ringkas dan
bahasa yang mudah dicerna. Karya Thoha bin Muhammad ini termasuk kitab yang
populer dan banyak dikaji diberbagai majlis ta’lim dan lembaga pendidikan termasuk
di madrasah-madrasah dan pondok pesantren di nusantara.
Kitab ini di-syarahi oleh banyak ulama yang jumlahnya tidak kurang dari
13 kitab. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Sekilas Kitab Taudhih al-Afkar li Ma’ani al-Andhar
Kitab ini merupakan Syarh dari kitab ‘Tanqih al-Andhar’ karya
Muhammad bin Ibrahim Ibn al-Wazir (775-840 H). karena tergolong kitab Syarh, kitab Taudhih
al-afkar mengikuti atau mengekor pada model penyusunan masalah-masalah pada
kitab induknya, Tanqih al-Andhar.
Topik permasalahan yang dibahas dalam
kitab ini pun pada dasarnya tidak asing hanya saja kitab ini membuat pembagian
topic masalah dengan cara yang tidak umum, yakni setiap tema kecil diberikan
penjelasan secara panjang dan lebar. Kitab ini diawali dengan tema ‘Masalah fi Aqsami al-Hadis’ dan
diakhiri dengan ‘Masalah fi Ma’rifat Al-Shohabah’.
Sekilas Biografi Muhammad ash-Shon’ani
Muhammad bin Ismail bin Sholah bin Muhammad bin
Ali al-Amir ash-Shon’ani. Menurut nasab keturunannya, beliau adalah
keturunan Ali bin Abi Thalib radhiallah ‘anhu, dan keluarga beliau dinamakan
al-Amir. Sedangkan beliau dipanggil dengan al-Amir ash-Shon’ani.
Beliau dilahirkan di kota Kahlan, Yaman
sebuah kota di daerah pegunungan, pada malam Jum’at pertengahan bulan Jumadil
Akhirah 1099 H.
Imam asy-Syaukani rahimahullah
menceritakan, “Pada tahun 1107 H, ayah dan keluarga Muhammad bin Ismail pindah
ke Shon’a (sebuah kota di Yaman), yakni pada saat beliau berusia 8 tahun di kota
inilah beliau tumbuh dewasa. Sang ayah mendidik dan mengajari serta mengarahkan
beliau untuk belajar kepada para ulama, hingga akhirnya ia menjadi seorang
ulama terkemuka.”