Selasa, 03 April 2012

Metode Imam an-Nasai dalam Riwayat Hadis

Tiap ulama mempunyai kriteria tersendiri dan metode khusus dalam meriwayatkan hadis. Begitu juga dalam menyusun buku-bukunya. Kita akan bahas satu per satu ciri dan metode para imam hadis dalam menyusun kitab mereka. Gak perlu urut ya, yang ada saja langsung saya tuliskan. Untuk kali ini kita mulai dengan Imam an-Nasai.

Metode Imam An-Nasai dalam menyusun kitab as-Sunan-nya adalah:

Thabaqat ar-Ruwat (Tingkatan para Perawi Hadis)

Dalam kajian tentang perawi, kita harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia periwayatan (bukan persilatan lho-red). Mulai dari nama lengkapnya, julukannya, nama panggilannya, tempat tanggal lahir maupun wafatnya, tempat domisilinya, tempat-tempat yang pernah dikunjunginya (rihlah), guru-gurunya, maupun thabaqat-nya.

Dalam kesempatan ini, kita hendak membahas tentang Thabaqat ar-Ruwat (Tingkatan para Perawi Hadis).
- Menurut kamus bahasa, arti thabaqat adalah sekelompok orang yang hidup semasa atau dalam zaman yang berbeda namun mempunyai kapasitas-kualitas yang sama secara keilmuan, keahlian, atau profesinya.
- Menurut istilah ilmu hadis, thabaqat ialah kelompok orang yang semasa, sepantaran usianya, sama dalam periwayatan hadis atau dalam menerima hadis dari guru-gurunya.