Dosen Pengampu: Prof. DR. Jaih Mubarok, MA
A. Pendahuluan
Pesantren merupakan salah
satu jenis pendidikan Islam di Indonesia yang bersifat tradisional untuk
mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian.
Pesantren telah hidup sejak lama, bangkan telah menjangkau hampir seluruh
lapisan masyarakat Muslim.
Pesantren telah diakui
sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pada masa kolonialisme berlangsung, pesantren merupakan lembaga pendidikan
agama yang sangat berjasa dalam mencerahkan dunia pendidikan. Tidak sedikit
pula pemimpin bangsa yang ikut berjuang memerdekakan negara Kesatuan Republik
Indonesia dan memplokramirkan kemerdekaannya, adalah alumni pesantren, atau
setidak-tidaknya pernah nyantri di pesantren.
Sekarang, seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin maju dan permasalahan yang bertambah kompleks,
kontribusi pesantren masih terus diharapkan. Dengan tantangan dan tuntutan yang
jauh berbeda, pesantren harus terus melakukan semangat terbarukan—seperti
slogannya Pertamina—dengan berbagai sumbangan pemikiran maupun dalam upaya
peningkatan sumber daya manusia.
Untuk itulah, upaya
“reinventing dan re-eksisting nilai-nilai pesantren” sebagai ikon peradaban
merupakan agenda penting yang harus dilakukan dengan cermat dan saksama. Agar,
keberadaan pesantren tidak menguap ditelan gerak peradaban yang terus melaju
cepat. Salah satu cara untuk mewujudkan itu adalah dengan memperbarui visi dan
misi pesantren itu sendiri yang sesuai dengan semangat zaman.
Ketika muncul pertanyaan:
”Apakah pesantren Anda mempunyai visi dan misi?” Semuanya akan menjawab punya. Tapi,
problem besar yang sering terjadi adalah seberapa besar peran visi dan misi
mereka susun itu bagi organisasi. Apakah visi dan misi tersebut dipakai sebagai
kekuatan dalam mencapai tujuan organisasi ataukah hanya berakhir sebagai hiasan
dinding yang dipajang di kantor?
Sebagai elemen mendasar dalam
organisasi—termasuk pesantren, visi dan misi digunakan supaya organisasi bergerak
pada track yang diamanatkan oleh para stakeholder dan berharap mencapai
kondisi yang diinginkan dimasa yang akan datang. Perumusan visi misi biasanya
merupakan proses yang melelahkan bahkan sering menjadi perdebatan sendiri antar
anggota organisasi.
Institusi pendidikan seperti pesantren sebagai sebuah
organisasi, sudah seyogianya—bahkan seharusnya—mempunyai suatu visi dan misi.
Tidak peduli seberapa tradisional atau kolotnya pesantren tersebut. Di beberapa
pesantren tradisional, visi dan misi ini tidak secara jelas diungkapkan. Dalam
artian, cukup ada dalam benak dan hati pendiri atau pengasuhnya. Tidak ditulis
dan ditunjukkan kepada stake holder pesantren lainnya. Padahal, pengetahuan
terhadap visi dan misi bagi seluruh stake holder pesantren akan membantu mereka
dalam mengembangkan pesantren itu sendiri.
B. Pengertian Visi dan Misi
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mewujudkan cita-cita pesantren, kita
perlu merumuskan ide dasar atau visi sebagai kerangka utama. Visi merupakan
ekspektasi (harapan) penyelenggara terhadap program (baca: pesantren) yang
hendak dibangun. Visi dapat pula sebagai teropong ide yang mengantarkan kita
pada cita-cita yang dimaksud dalam program tersebut.[1]
Perumusan visi menggambarkan keinginan ideal penyelenggara atas program
(pesantren) yang kemudian akan diturunkan dalam tujuan, arah, dan target
pesantren itu sendiri.
Sebagaimana yang penulis kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), sebagai berikut:
Visi: 1 kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; 2
pandangan atau wawasan ke depan: seluruh rakyat mempunyai -- yang sama mengenai perjuangan bangsa;
3 kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan
jiwa dan ketajaman penglihatan; 4 apa yg tampak dalam khayalan; 5
penglihatan; pengamatan.[2]
Jadi, dari maksud dalam kamus tersebut, dalam dipahami
bahwa visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana
organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah
suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh
organisasi.
Dengan pada itu, maka
penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu
langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting
pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu
selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan
internal dan eksternal. Oleh karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan
dengan perubahan tersebut.
Pada hakikatnya tidak ada
visi organisasi, yang ada adalah visi-visi pribadi dari anggota
organisasi. Namun, kita harus mampu merumuskan gambaran bersama mengenai
masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Visi adalah
mental model masa depan, dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan
diyakini oleh seluruh anggota organisasi. Dalam konteks pesantren, visi
haruslah bukan hanya monopoli dari sang kiai, akan tetapi juga harus
dikomunikasikan dan disepakatkan—setidaknya—terhadap para pengurus pesantren
atau yayasan tersebut.
Sedangkan menurut Tony
Buzan dalam buku The Power of Spiritual Intelegence, visi didefinisikan
sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa dengan dengan bijak dan
imajinatif, menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan mungkin
di masa mendatang.
Dengan demikian, visi
merupakan titik permulaan dari kenyataan hari esok suatu organisasi, termasuk
pesantren. Visi yang benar merupakan suatu gagasan yang sangat ampuh yang dapat
membuat loncatan awal ke masa dengan dengan memadukan segala sumberdaya untuk
mewujudkan visi tersebut. Visi yang benar memiliki daya tarik dan menyebabkan
orang lain membuat komitmen, membangkitkan tenaga dan semangat, mampu
menciptakan makna kehidupan, dan menjadi jembatan antara apa yang dilakukan sekarang
dengan yang diinginkan di masa depan
Sementara itu, maksud dari Misi berdasarkan kamus yang sama adalah: 1
perutusan yg dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas
khusus dl bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dsb: -- perdagangan kita akan mengadakan
kunjungan ke luar negeri; 2 tugas yg dirasakan orang sbg
suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dsb; 3
Kris kegiatan
menyebarkan Kabar Gembira (Injil) dan mendirikan jemaat setempat, dilakukan
atas dasar pengutusan sbg kelanjutan misi Kristus;[3]
Jadi, misi merupakan
pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai.
Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa
organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.
Dr. Riant Nugroho dalam
bukunya Perencanaan Strategis in Action, menuliskan bahwa misi adalah
tujuan yang melekat pada setiap organisasi sampai organisasi tersebut bubar. Misi
organisasi memberikan acuan kepada pemimpin untuk merumuskan visi yang sesuai
dengan kapasitas si pemimpin untuk membuat mission accomplished melalui
kapasitas dan keunggulannya.[4]
Misi adalah sesuatu yang
harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh
pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui
peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Menurut Peter F. Drucker,
fondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah memikirkan visi dan misi
organisasi, mendefinisikan dan menegakkannya secara jelas dan nyata. Pemimpin
menetapkan tujuan, menentukan prioritas serta menetapkan dan memonitor standar.[5]
C. PerbedaanVisi dan Misi
Apa beda visi dengan misi?
Pertama, visi adalah gambaran mental.
Kedua, visi juga adalah sesuatu
yang ada di masa depan.
Karena kedua aspek itu,
maka visi seringkali bersifat abstrak, arah umum dan cenderung abstrak. Misi
adalah perwujudan dari visi tadi. Bila visi adalah impian, maka misi adalah
wujud atau bentuk dari impian tadi. Misalnya, impian Anda adalah memiliki sebuah
pusat pembelajaran yang ikut membangun bangsa serta mensejahterakan banyak
orang. Maka misi Anda mungkin mewujudkan suatu lembaga pelatihan
kewiraswastaan. Dapat juga misi Anda adalah mewujudkan suatu universitas yang
khusus mendidik orang untuk menjadi manager profesional yang baik. Misi juga
dapat merupakan rumusan apa yang secara nyata Anda akan lakukan untuk
menghasilkan impian tadi.
Sebagai perbandingan dan contoh,
berikut saya kutipkan visi dan misi beberapa pondok pesantren di Indonesia:
a. Pondok Modern Gontor[6]
Visi
|
Sebagai lembaga
pendidikan pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah talab
al-’ilmi; dan menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an, dan ilmu
pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren.
|
Misi
|
1.
Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya
khaira ummah.
2.
Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengeta-huan luas, dan berpikiran bebas,
serta berkhidmat kepada masyarakat.
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. |
Tujuan
|
1. Terwujudnya generasi
yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
2. Terbentuknya generasi
mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan
berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
3. Lahirnya ulama intelek
yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir.
4. Terwujudnya warga negara
yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
|
b. Pondok Pesantren
Al-Hamidiyah Depok Jawa Barat[7]
Visi
|
Pesantren sebagai
lembaga pendidikan yang unggul dalam ilmu pengetahuan agama dan luas dalam
ilmu pengetahuan umumnya sehingga menghasilkan kader Ulama yang intelektual,
cerdas, terampil, percaya diri, berkepribadian kuat, mampu mengembangkan diri
dan mampu mengembangkan umat manusia seutuhnya serta bertanggungjawab
terhadap masyarakat.
|
Misi
|
·
Menyiapkan kader-kader muslim yang menguasai ilmu
pengetahuan agama Islam dan ilmu pengetahuan umum yang luas dan mendalam
serta memiliki pribadi muslim yang berakhlak mulia.
·
Menyiapkan kader muslim yang memiliki sifat istiqomah
terhadap ajaran yang diyakini dan mampu mengamalkan kepada masyarakat.
·
Menyiapkan kader muslim yang luas wawasan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dengan dilandasi nilai-nilai ajaran Islam yang
kuat dan mampu menerapkan dalam kehidupan masyarakat.
·
Mewujudkan Pesantren Al-Hamidiyah Depok menjadi
pesantren yang unggul dan berkualitas yang menjadi rujukan pesantren lainnya.
·
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional
tenaga pendidik sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
|
Tujuan
|
·
Mendidik santri yang memiliki iman yang kuat dan
kepercayaan yang mantap terhadap kebenaran seluruh ajaran Islam yang
diwahyukan Allah SWT., kepada nabi Muhammad SAW.
·
Beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, cakap, serta
memiliki kesadaran dan tanggung jawab atas kesejahteraan umat manusia dan masa
depan negara Republik Indonesia.
·
Mendidik santri agar mampu berpikir rasional dilandasi
dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan mampu menjabarkan pada
agama Islam sehingga dapat mengembangkan prikehidupan masyarakat.
·
Mendidik santri agar memiliki kemampuan menuangkan buah
pikirannya yang rasional, metodologi yang tepat dan mampu menuliskan sebagai
karya tulis, laporan penelitian atau kajian telaah yang berguna bagi upaya
peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu dakwahnya.
·
Tercapainya kehidupan baik di dalam maupun di luar
pesantren berciri khas Islam dan nilai-nilai kepesantrenan.
|
c. Pondok Pesantren Husnul
Khotimah, Kuningan Jawa Barat[8]
Visi
|
Menjadi lembaga pendidikan Islam yang berkualitas
sebagai
kontributor terdepan dalam mencetak kader da’i.
|
Misi
|
·
Transformasi ilmu pengetahuan dan bahasa;
·
Menanamkan nilai-nilai Islam dan akhlaqul karimah;
·
Da’wah dan mengarahkan masyarakat menuju kehidupan yang
islami.
|
Tujuan
|
·
Mendidik santri yang memiliki iman yang kuat dan
kepercayaan yang mantap terhadap kebenaran seluruh ajaran Islam yang
diwahyukan Allah SWT., kepada nabi Muhammad SAW.
·
Beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, cakap, serta
memiliki kesadaran dan tanggung jawab atas kesejahteraan umat manusia dan
masa depan negara Republik Indonesia.
·
Mendidik santri agar mampu berpikir rasional dilandasi
dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan mampu menjabarkan pada
agama Islam sehingga dapat mengembangkan prikehidupan masyarakat.
·
Mendidik santri agar memiliki kemampuan menuangkan buah
pikirannya yang rasional, metodologi yang tepat dan mampu menuliskan sebagai
karya tulis, laporan penelitian atau kajian telaah yang berguna bagi upaya
peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu dakwahnya.
·
Tercapainya kehidupan baik di dalam maupun di luar
pesantren berciri khas Islam dan nilai-nilai kepesantrenan.
|
D. Peran Visi dan Misi
Tidak dipungkiri, visi dan misi
mempunyai peran besar dalam menentukan masa depan suatu organisasi atau
personal. Visi dan misi pesantren juga sangat menentukan langkah pesantren itu
sendiri dalam usaha menciptakan kader-kader muslim yang tangguh dan luas pemahaman
agamanya.
Visi dan misi membuat
pemiliknya terdorong untuk memfokuskan hidup mereka. Visi dan misi yang tajam
bahkan dapat ditawarkan untuk menjadi visi dan misi bersama (shared-vision).
Dengan visi bersama, maka semakin banyak orang yang berpartisipasi untuk
mencurahkan energinya untuk mewujudkan hal tadi. Fantasi tidak akan memiliki
kekuatan untuk menggerakkan orang serupa itu karena fantasi tidak dimulai dari
kenyataan yang diterima bersama melainkan kenyataan yang dihayati secara
pribadi saja.
Secara ringkas, ada beberapa peran penting yang dapat diwujudkan dengan visi dan misi yang baik, sebagai berikut:
Secara ringkas, ada beberapa peran penting yang dapat diwujudkan dengan visi dan misi yang baik, sebagai berikut:
1.
Visi dan misi akan menolong kita untuk menyusun cara
mencapai atau strategi menggapainya.
2.
Visi dan misi kita akan menolong merumuskan prioritas
bahkan menghindarkan kita melakukan apa yang tidak berguna bagi pencapaiannya.
Dengan demikian kita hidup dengan efektif dan efisien. Berbagai godaan dan
pilihan yang menyimpangkan kita dari arah kita dapat ditolak karena kita
memiliki kriteria yang jelas.
3.
Adanya visi dan misi yang jelas akan mempermudah kita
menginspirasikan orang yang ada bersama kita untuk mengejar dan mewujudkannya.
Mereka memiliki kepastian kemana kita pergi dan kemana kita tidak akan
berjalan.
4.
Visi dan misi menolong kita untuk mengevaluasi diri
apakah kita sudah mendekati atau menjauhi visi dan misi tadi. Kita dapat juga
mengevaluasi kecepatan gerak kita ke arah yang kita tuju. Hal ini sama seperti
ketika seorang penjelajah kutub utara yang dapat mengukur berapa jauh ia sudah berjalan
menuju kutub.[9]
E. Ciri-ciri Visi dan Misi
yang Baik
Sebelum kita mengetahui cara menyusun visi dan misi, ada
baiknya kita lihat dulu ciri-ciri visi dan misi yang baik. Tokoh pengembangan
sumber daya manusia dan ketenaga kerjaan, Jansen Sinamo (2005)
memberikan beberapa kriteria mengenai kriteria visi dan misi yang hidup dan
efektif, yang terpenting yang bisa saya ambil yaitu:
1.
Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat
perjuangan organisasi;
2.
Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi
idaman yang mampu memikat hati orang;
5.
Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan
organisasi;
6.
Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan
elegan sehingga mampu menjadipanduan taktis dan strategis;
7.
Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu
mengungkapkan harapan, aspirasi, sentimen, penderitaan para stakeholder
organisasi;
8.
Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi
dan menyarikan kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati
dirinya dan apa yang mampu dilakukannya;
9.
Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu
mengkiristalkan keindahan, ideal kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa
depan, sehingga mampu meminta pengorbanan dan investasi emosional dari segenap
stakeholder organisasi.
Selain itu, dalam
penyusunan visi dan misi juga harus diperhatikan hal-hal berikut agar visi dan
misi itu bisa menjadi roh sebuah organisasi:
a.
Singkat - sehingga mudah diingat dan dipahami;
b.
Konsepnya harus sederhana dan padat sehingga orang yang
sederhanapun tidak mengalami kesulitan untuk memahaminya;
c.
Karena orang banyak memiliki aspek emosi, nalar dan
perilaku, maka visi dan misi tadi harus mampu menyentuh emosi orang dan menjadi
tumpuan yang mengilhamkan;
d.
Visi dan misi juga harus mudah diingat dan karenanya
harus menimbulkan gambaran mental. Misalnya, misi untuk menghasilkan sebuah
komputer sederhana untuk tiap rumah digambarkan sebagai memberikan stop kontak
bagi tiap rumah.[10]
Dalam hal perumusannya,
terdapat perbedaan pendapat mengenai mana yang harus ditetapkan terlebih
dahulu; visi atau misi? di kalangan pakar dan praktisi manajemen strategik
terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah misi dulu yang dietapkan baru misi
atau sebaliknya.
Fred R. David (2003)
berpendapat visi dirumuskan lebih dulu baru misi. Gerry Johnson dan Kevan
Scholes (1996) serta Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2003) berpendapat
misi yang dirumuskan terlebih dulu. Peter F Drucker berpendapat “hanya Terlepas
dari apakah misi atau visi yang ditetapkan terlebih dahulu, pernyataan misi hendaknya
dapat dengan jelas menunjukkan alasan keberadaan dan “bisnis” atau kegiatan
pokok organisasi yang bersangkutan yang berkenaan dengan nilai dan harapan para
stakeholder.
Menurut penulis, dalam
sebuah pergerakan (baik organisasi maupun pribadi), kita harus menemukan dulu
misi pergerakan itu, baru kemudian tetapkan visinya. Menerapkan visi tanpa
mendefenisikan misi terlebih dulu adalah seperti “mau ke Bandung”, tapi kagak
tau kenapa harus ke Bandung atau mau ngapain di sana.
Akan tetapi, perbedaan ini sebenarnya tidak perlu terlalu diperdebatkan karena
pada dasarnya antara misi dan visi terdapat interaksi dan saling pengaruh antar
keduanya.
F. Langkah-langkah Menyusun Visi dan Misi
Pesantren sebagai model
lembaga pendidikan tertua di Indonesia, saya kira juga harus mengikuti
langkah-langkah modern—seperti harus punya visi dan misi. Jadi, tidak sekadar
terlintas dalam benak kiai ataupun pengasuhnya saja (seperti yang saya sebutkan
sebelumnya dalam pendahuluan). Lantas, apakah yang diperlukan dan bagaimana
langkah demi langkah menyusun serta menetapkan visi dan misi organisasi/pesantren
kita? Untuk menyusun visi dan misi yang sesuai, maka faktor-faktor
pembentuk misi berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Sejarah
Sebaiknya para calon
pendiri pesantren—jika pesantren itu baru—berkumpul untuk mendiskusikan dan
menetapkan bagaimana pesantren itu akan diwujudkan. Bagaimana ide pesantren tersebut
muncul dan idealisme apa yang mendorong jajaran pengasuh maupun pengurus untuk mendirikan
tersebut, tentunya akan menjadi titik awal sejarah pesantren itu sendiri.
Misalnya, latar belakang
dan sejarah pendirian pesantren adalah karena idealisme untuk menyediakan lembaga
pendidikan agama terbaik dan menciptakan kader-kader ulama yang mumpuni di masa
mendatang. Atau, dilatarbelakangi dengan kondisi masyarakat yang terus digerus
arus kristenisasi yang marak di daerah tersebut. Semua itu bisa menjadi acuan
yang baik dan tepat dalam menyusun visi dan misi pesantren.
2. Preferensi masa kini
Setelah kita merekam
sejarah (masa lalu) yang menjadi dasar pendirian pesantren, maka tugas
berikutnya adalah melakukan pengenalan dan inventarisasi atas preferensi saat
ini. Kita catat bagaimana pandangan pengasuh maupun pengurus atas kondisi
terkini yang terkait dengan dunia pesantren dan pendidikan agama. Dengan
catatan tersebut, setidaknya dapat terbentuk preferensi yang tepat dengan
keadaan terkini.
Misalnya, para pengurus
melihat mayoritas pesantren di Indonesia ini identik dengan tempat yang kumuh,
kotor, jorok, lazim terkena penyakit kudis, atau hal-hal kurang menyenangkan
lainnya, maka kita bisa membuat nilai tambah atau bahkan yang baru dengan
beranjak dari kondisi terkini yang kurang baik tersebut.
Atau misalkan pula, kita
melihat bahwa alumni pesantren kurang bisa bersaing di masyarakat. Maka,
pesantren yang akan kita bangun mungkin bisa membuat terobosan dengan membuat bidang-bidang
usaha; seperti peternakan, pertanian, toko, bengkel, dan lain sebagainya
sebagai bentuk ketrampilan, di samping tetap mengajarkan ilmu agama sebagai
menu utama.
3. Lingkungan pasar
Pesantren sekarang tidak
lagi sekadar menjadi lembaga pendidikan semata yang berdasarkan ilmu ikhlas.
Akan tetapi, juga telah menjadi lahan bisnis dan usaha yang bagi beberapa pihak
cukup menjanjikan. Maka, dari itu, agar ke depannya pesantren kita tidak sepi
peminat, perlulah kita mencermati detil kondisi lingkungan yang ada. Bila
perlu, lakukan analisa mendalam dari saat ke belakang hingga prediksi ke depan.
Termasuk berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi.
Dari hasil analisa, munculkan
model pesantren yang punya diferensiasi tersendiri. Berbeda dengan
pesantren-pesantren yang telah ada. Pembedaan mencakup banyak faktor. Kita bisa
memilihnya salah satu; bisa dari fasilitas yang disediakan untuk para santri, bisa
mengidentifikasikan diri sebagai pesantren khusus tahfidz, pesantren khusus
kajian ilmu fikih, kajian ilmu hadis, atau bahkan khusus mempelajari ilmu
kanuragan dan tenaga dalam.
4. Sumber daya
Ini yang penting. Kita kudu
mulai mengnventarisir dan mengukur sumber daya yang dimiliki pesantren di tahap
awal ini. Mulai dari tanah yang tersedia; apakah masih sewa, tanah wakaf, atau
dari mana. Begitu pula dengan SDM yang dimiliki pesantren. Termasuk kualitas
dan kemampuan sang kiai. Hasil dari inventarisir dan pengukuran tersebut akan
menentukan posisi pesantren dan kemudian menetapkan tujuan realistik yang
sesuai dengan kemampuan.Maka, tidaklah lucu jika kiai di pesantren itu pakar di
ilmu hadis, kok mau mendirikan pesantren dengan spesialisasi ilmu kanuragan,
atau sebaliknya.
5. Kompetensi yang membedakan
Sebagaimana yang telah
disinggung sebelumnya dalam poin lingkungan pasar, poin ini adalah aplikasi
sesungguhnya. Ya, berdasarkan inventarisir kondisi pasar, maka hal yang perlu
kita lakukan adalah menyiapkan faktor pembeda (differentiation) pada
pesantren kita. Ini dilakukan untuk menarik calon-calon santri dan menghindari
kelesuan peminat terhadap pesantren kita.
Begitulah, beberapa hal
yang perlu didiskusikan dan dijadikan pertimbangan oleh para pengurus dan
pengasuh saat hendak mendirikan pesantren, atau hendak memulai dari awal
mengembangkan pesantren. Kemudian, setelah beberapa poin tersebut diperhatikan,
ada beberapa unsur utama dalam penyusunan misi sebagai berikut:
- Penekanan pada hal-hal yang terbatas kuantitasnya
- Penekanan pada kebijakan dan nilai utama yang ingin dihormati
- Mendefinisikan lingkup kompetensi utama seperti santri, kompetensi,
segmen santri, vertikal dan geografis.
Setelah itu, kemudian
ajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar penyusunan misi yang setidaknya terdiri
atas:
- Seperti apa pesantren kita?
- Siapa calon santri kita?
- Kompetensi unggulan apakah yang diberikan kepada santri?
- Seperti apakah yang seharusnya kita lakukan?
Visi dan misi tidak
seharusnya menjadi penghias dinding belaka. Maka, seluruh stake holder sebuah
organisasi pesantren harus mengetahui dan memahami visi dan misi yang hendak
dicapai. Makanya, perlu ada sosialisasi yang kontinyu dan berkesinambungan
terhadap semua pihak. Ini demi tercapainya niat awal pesantren dan bergerak
sesuai alurnya.
G. Merumuskan Tujuan
Pesantren
Sebagai sebuah sistem
untuk mencapai tujuan bersama, organisasi pesantren tujuan yang jelas. Tujuan
tersebut pun harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga semua anggota lingkungan
pesantren tersebut mengerti dan meresapinya. Hal ini akan lebih apabila tujuan
tersebut dirumuskan secara tertulis dan terperinci. Dengan demikian, perumusan
tujuan dari tiap komponen kegiatan yang dilaksanakan di pesantren tersebut akan
jelas.
Musthofa Syarif, BA, dalam
bukunya Administrasi Pesantren menyebutkan bahwa tujuan umum dari
pesantren adalah membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan
ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua
segi kehidupan serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama,
masyarakat, dan negara.[11]
Adapun tujuan khusus
pesantren dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.
Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi
seorang muslim yang bertakwa kepadaAllah SWT, berakhlak mulia, memiliki
kecerdasan, ketrampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang
berpancasila.
b.
Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim
selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa: ikhlas tabah, tangguh,
wiraswasta dalam mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan dinamis.
c.
Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa
dan negara.
d.
Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro
(keluarga) dan regional (pedesaan/masyarakat lingkungannya).
e.
Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang
cakap dalam berbagai sektor pembangunan, khususnya pembangunan mental
spiritual.
f.
Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan
masyarakat bangsa.[12]
Sementara itu, Prof. DR.
Amir Yusuf Feisal, dalam Reorientasi Pendidikan Islam, menyebutkan
beberapa tujuan pesantren, sebagai berikut:
a.
Mencetak ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama. Sebagai
pengawal umat yang memberikan peringatan dan pendidikan kepada umatnya untuk
bersikap, berpikir, dan berperilaku, serta berkarya sesuai dengan ajaran agama.
b.
Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama.
c.
Mendidik agar objek memiliki ketrampilan dasar yang
relevan dengan terbentuknya masyarakat beragama.[13]
Setelah tujuan diketahui,
langkah berikutnya adalah menyiapkan program-program yang bisa mendukung
tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Tiap program yang disusun adalah penerapan
dari tujuan yang ada. Selain itu, tiap program/kegiatan yang dilaksanakan di
pesantren pun harus dikupas lagi tujuannya masing-masing.
Untuk memilih program dan
kegiatan, perlulah beberapa pertanyaan berikut bisa ditanyakan, misalnya:
a.
Apa tujuan mengadakan berbagai kegiatan mengaji?
b.
Apa tujuan mengadakan kegiatan olahraga tertentu di
pesantren, bela diri misalnya?
c.
Apa tujuan membuka pendidikan formal?
d.
Apa tujuan kegiatan kesenian?
e.
Apa tujuan kegiatan latihan khitobah?
f.
Dan lain-lain.
Selain itu, untuk mengawal
program/kegiatan yang direncanakan bisa berjalan dengan baik dan sesuai target,
maka perlu ditunjuk pengawal program. Cukup 2 orang untuk tiap program. Satu
orang sebagai konseptor dan satu lagi sebagai pelaksana program. Konseptor
bertugas memilih program yang efektif an efisien demi tercapainya tujuan,
sementara pelaksana program kebagian melaksanakan program semaksimal
mungkin—sesuai dengan arahan dari konseptor program. Mereka berdualah yang
bertanggung jawab terhadap keberlangsungan dan keberhasilan program. Evaluasi
hasil dan perjalanan program harus selalu dilakukan secara rutin. Laporan perkembangan
atau permasalahan juga perlu dilaporkan berkala kepada pimpinan pesantren—dalam
hal ini bisa pengasuh atau pengurus yayasan.
G. Penutup
Demikian
sekilas pembahasan tentang perumusan visi, misi dan tujuan pesantren. Semoga
makalah singkat ini bisa memberikan manfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi
pihak lain yang mau membacanya.
Terima
kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan Pondok Pesantren. Saya
pribadi merasa mata kuliah ini cukup menarik. Ternyata, banyak hal dan
pengetahuan baru yang dialirkan oleh Pak Dosen. Pengalaman-pengalaman beliau
berinteraksi dengan berbagai pesantren maupun dalam dunia pengembangan manajemen
perusahaan sangat membantu menjadikan mata kuliah ini menarik dan berkelas.
Saya
pribadi mendapatkan pengalaman dan ide-ide segar dari beliau yang insya Allah
akan bisa menjadi modal untuk dikembangkan di masa mendatang. Kelak, saat
amanah itu telah tiba. Terima kasih sekali lagi buat Pak Dosen. Semoga Allah
meridhai kita semua. Amin...
H. Referensi dan Rujukan
1. Dr. Riant Nugroho, Perencanaan Strategis in
Action, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), cet. 1 hlm. 17.
2.
http://utomokdl.blogspot.com/2007/11/merumuskan-visi-dan-misi.html. diunduh tanggal 9 Juni
2011.
3. Keputusan A, Musyawarah/Lokakarya
Intensifikasi Pengembangan Pondok Pesantren (Jakarta: PPBKPP, 1978), hlm. 2.
Seperti dikutip dalam buku Administrasi Pendidikan.
4. M. Suyanto, Strategic Management;
Perusahaan yang Paling Dikagumi Dunia, (Yogyakarta: Andi Publisher,
September 2007), cet. 1 hlm. 27.
5. Mustofa Syarif, Administrasi Pesantren
(Jakarta: PT Baryu Barkah, 1979).
6.
Prof. DR. Amir Jusuf Feisal, Reorientasi Pendidikan
Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), cet.1.
7. Rofik A. dkk, Pemberdayaan Pesantren,
Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan metode Daurah Kebudayaan,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), cet. 1 hlm. 45.
8. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. I.
9. Website resmi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah
Depok: http://www.alhamidiyah.com/?m=1&v=visi. Diunduh tanggal 12 Juni 2011.
10. Website resmi Pondok Pesantren Gontor: http://gontor.ac.id/about/selayang-pandang/. Diunduh tanggal 12 Juni 2011.
11. Website resmi PP Husnul Khotimah Kuningan: www.husnulkhotimah.com. Diunduh tanggal 12 Juni 2011.
[1] Rofik A. dkk, Pemberdayaan Pesantren, Menuju Kemandirian dan
Profesionalisme Santri dengan metode Daurah Kebudayaan, (Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2005), cet. 1 hlm. 45.
[2] Tim
Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998),
cet. I hlm.
[3] Tim
Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998),
cet. I hlm.
[4] Dr. Riant Nugroho, Perencanaan Strategis in Action, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2010), cet. 1 hlm. 17.
[5] M. Suyanto, Strategic Management; Perusahaan yang Paling Dikagumi Dunia,
(Yogyakarta: Andi Publisher, September 2007), cet. 1 hlm. 27.
[6] Seperti dikutip dalam website resmi Pondok Pesantren Gontor: http://gontor.ac.id/about/selayang-pandang/. Diunduh tanggal 12 Juni 2011.
[7] Seperti dikutip dalam website resmi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Depok: http://www.alhamidiyah.com/?m=1&v=visi. Diunduh tanggal 12 Juni 2011.
[8] Seperti dikutip dalam website resmi PP Husnul Khotimah Kuningan: www.husnulkhotimah.com. Diunduh tanggal 12 Juni 2011.
[9] http://utomokdl.blogspot.com/2007/11/merumuskan-visi-dan-misi.html. diunduh
tanggal 9 Juni 2011.
[10] http://utomokdl.blogspot.com/2007/11/merumuskan-visi-dan-misi.html; diunduh
tanggal 9 Juni 2011.
[11] Mustofa Syarif, Administrasi Pesantren (Jakarta: PT
Baryu Barkah, 1979) hlm.18.
[12] Keputusan A, Musyawarah/Lokakarya Intensifikasi Pengembangan Pondok
Pesantren (Jakarta: PPBKPP, 1978), hlm. 2. Seperti dikutip dalam buku Administrasi
Pendidikan.
[13] Prof. DR. Amir Jusuf Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995), cet.1, hlm. 183-184.
Mantab niaan...
BalasHapushttp://bisnisbimbelmenguntungkan.com
BalasHapushttp://bisnisbimbelmenguntungkan.info
http://bisnisbimbinganbelajarmenguntungkan.com
http://bisnisbimbinganbelajarterbaik.com
http://caribisnisbimbel.com
http://caribisnisbimbel.info
http://franchisebimbelmenguntungkan.com
http://franchisebimbelterbaik.com
http://franchisebimbelterbaik.com
http://investasibimbel.info
http://investasibimbelmenguntungkan.com
http://investasibimbelterbaik.com
http://investbimbel.com
http://investbimbel.link
http://peluangbimbel.com
http://peluangbimbelmenguntungkan.com
http://peluangbimbelterbaik.com
http://peluanginvestasibimbelterbaik.com
http://peluanginvestasiwaralababimbel.com
http://pusatwaralababimbel.com
http://waralababimbelmenguntungkan.com
http://waralababimbelterbaik.com
http://waralababimbelterbaik.info
http://usahabimbel.info
http://www.waralababimbel.com
http://bisnisbimbelmenguntungkan.com
http://bisnisbimbelmenguntungkan.info
http://www.investasibimbel.com
http://investasibimbel.info
http://www.investasibimbelterbaik.com
http://investbimbel.com
http://investbimbel.link
http://www.waralababimbelterbaik.com
http://www.waralababimbelterbaik.info
http://peluanginvestasiwaralababimbel.com
http://investasibimbelmenguntungkan.com
http://bisnisbimbelmenguntungkan.com
http://waralababimbelmenguntungkan.com
http://peluangbimbel.com
http://peluanginvestasibimbelterbaik.com
http://peluangbimbelmenguntungkan.com
http://peluangbimbelterbaik.com
http://www.bisnisbimbinganbelajarterbaik.com
http://bisnisbimbinganbelajarmenguntungkan.com
http://www.franchisebimbelterbaik.com
http://www.pusatwaralababimbel.com
http://caribisnisbimbel.com
http://www.usahabimbel.info
http://franchisebimbelmenguntungkan.com