Selasa, 14 Februari 2012

الإمام النسائى ومنهجه في سننه


جمع وترتيب: محمد أيوب مصطفى


الإمام النسائى وسننه (215 - 303 هـ)
 ترجمة الإمام النسائى :
هو : أحمد بن شعيب بن علي بن سنان بن بحر بن دينار النسائي الخرساني.[1]
و " نسا ":التي يُنسب إليها مدينة بخرسان[2]، خرسان مقاطعة كبيرة يقع أغلبها اليوم في جمهورية إيران، وجزء منها أيضًا في أفغانستان، و " نسا " مدينة في هذه المقاطعة، وهي غير ممدودة، نسا، لا تقل: نساء، وبفتح النون لا تقل: نساء .[3]
النسبة إليها على القياس: نسوي ، الأصل أن ينسب إليها على قياس اللغة العربية بـ " نسوي " ،  والإمام النسائي يقال له النسوي أيضًا ، ولكن نسبته النسائي هذه على غير قياس ، سُمعت من الأئمة والعرب فتلقيت عنه، فيصح أن تقول عن  الإمام النسائي: النسائي، ويصح أن تقول أيضًا: النسوي، وقد اشتهر بكلا النسبتين .[4]

الإمام الترمذي ومنهجه في الكتاب السنن


الكاتب: استخاري
الإمام الترمـذيّ.
نشأتــــــه

·       اسـمـــــــــه:
 محمد بن عيسى بن سَورة بن موسى بن الضحاك
·       كنيتــــــــــه:
أبو عيسى
·       نسـبـــــــــه:
1-        السُلَمي، نسبة إلى القبيلة التي تنتمي إليها وهي نسبة عربية.
2-        الترمذي، نسبة إلى بلده (تِرمِذ) وهي مدينة تقع في جهة الشمال من نـهر جيحون شَـمال إيران.

الإمام مسلم ومنهجه في صحيحه



إعداد

محمد نور خازن

بسم الله الرحمن الرحيم
المقدمة

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا, ومن سيأت أعمالنا, من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأش هد أن لاإله إلا الله وحد ه لاشريك له, وأشهد أن محمد عبده ورسوله, اللهم صل وسلم على سيدنا محمد ابن عبد الله, وعلى اله وصحبه ومن تبع هداه, وبعد.
فإن السنة النبوية وهي ما نقل عن النبي صلى الله عليه وسلم من قول أوفعل أوتقرير, وهي الأصل الثاني من اصول الأحكام الشرعية بعد القرأن الكريم. والسنة عرفت في كنب الحديث. وأصح مصنف في الحديث: بل في العلم مطلقا: الصحيحان للإمامين القدوتين : أبي عبد الله محمد بن إسماعيل البخاري, وأبي الحسين مسلم الحجاج القشيري رضي الله عنهما فلم يوجد لهما نظير في المْْؤلفات, فينبغي أن يعتني بشرحها وتشاع فوائدهما ويتطلف في استخراج دقائق العلوم من متونهما وأسانيدهما لما ذكرنا من الحجج الظاهرات , أنواع المتظاهرات. وفي هذه المقالة سيبين الإمام مسلم وصحيحه. وندعو الله ان نستفد العلوم النافعة منها.

الامام البخاري ومنهجه فى صحيحه


أ‌.    المقدمة
إن الحمد لله نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فهو المهتدي، ومن يضلل فلن تجد له ولياً مرشداً، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
من المتفق عليه بين المسلمين أن السنة هي المصدر الثاني من مصادر التشريع الإسلامي بعد القرآن الكريم، ولهذه المنزلة العظيمة التي تتبوؤها السنة كانت ولا تزال محل عناية كبيرة من علماء المسلمين عموماً والمحدثين على وجه الخصوص، فإنهم لم يدخروا وسعاً ولم يألوا جهداً في سبيل المحافظة عليها، وإبقائها سليمة من تحريف الغالين، وتأويل الجاهلين، وانتحال المبطلين، فوضعوا لذلك منهجاً علمياً متميزاً وفريداً كان هو المعيار الذي توزن به الأخبار، وكان هذا المنهج نتاجاً لجهود عظيمة بذلها أئمة الحديث وحفّاظه من لدن الصحابة إلى أن استقرت قواعده، ورست أركانه، واتضحت معالمه، وأينعت ثماره في القرن الثالث الهجري.

أَبُو دَاوُدَ ومنهجه في سننه


جمع وترتيب:
محمد صريح الخالد
تحت إشراف:
فضيلة الدكتور شهاب الدين

اسمه, ونسبه, ونسبته, وكنيته
هو الإِمَامُ، شَيْخُ السُّنَّةِ، مُقَدَّمُ الحُفَّاظِ, أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بنُ الأَشْعَثِ بنِ إِسْحَاقَ بنِ بَشِيْرِ بنِ شَدَّادٍ ابْنَ عَمْرِو بنِ عِمْرَانَ دَاوُدَ الأَزْدِيُّ، السِّجِسْتَانِيُّ.[1]
       هذا هو الذي ذكره ابن داسة وأبو عبيد الآجري— وهما من أكثر تلاميذه ملازمة ومعرفة به.[2] وقد اشتُهر الإمام بكنيته أكثر من شهرته باسمه, فلا يكاد يذكر إلا بكنيته.
       والإمام أبو داود عربيّ أزديّ من قبيلة الأزد, وهي من القبائل العربية الكبرى, هاجرت من اليمن وتفرقت في أنحاء الجزيرة العربية ومنها إلى البلدان الأخرى بعد الفتوحات الإسلامية.[3]
مولده, وبلده
       ولد رحمه الله سنة اثنتين ومئتين (202 هـ) [4], في سِجِستَان الإقليم ال

Promosi Pesantren dan Loyalitas Masyarakat Terhadap Pesantren


Oleh: Kasan Bisri

I.                    PENDAHULUAN
Transformasi pesantren yang fenomenal telah terjadi dindoensia. Gejala paling jelas adalah bahwa pesantren dalam beberapa  dasawarsa terakhir kian terlibat pendidikan umum; bahkan juga dalam upaya pembangunan bangsa untuk kemajuan dan kewargaan kultural. Atas dasar itu, sistem pendidikan islam Indonesia termasuk ke dalam rangking system pendidikan paling terbuka dan inovatif di dunia. Hal ini agaknya masih kurang diketahui dan disadari banyak kalangan. Karena itu, pemahaman dan apresiasi lebih baik terhadap pesantren pastilah perlu dikembangkan terus, baik dalam maupun luar negeri.
Sosialisasi informasi ataupun promosi pesantren kepada masyarakat perlulah dilakukan dengan tujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai pesantren. Hal ini juga bisa menanamkan citra yang baik dalam benak masyarakat.

Model-model Pesantren di Indonesia


Oleh: Ade Supriadi

A.      PENDAHULUAN
            Diskursus mengenai dinamika pesantren senantiasa menjadi tema dan wacana yang up to date. Eksistensi pesantren yang dialektis dan unik telah memunculkan berbagai penilaian dari para pengamat dan peneliti. Sebagaimana kita ketahui bahwa pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di bumi nusantara ini dan ternyata keberadaannya masih dapat kita saksikan hingga saat ini, bahkan semakin menunjukkan kemajuannya.
Keberadaan pesantren sampai saat ini membuktikan keberhasilannya menjawab tantangan zaman. Namun demikian, akselerasi modernitas yang begitu cepat menuntut pesantren untuk tanggap secara cepat pula agar eksistensinya tetap relevan dan signifikan. Masa depan pesantren ditentukan oleh sejauh mana pesantren memformulasikan dirinya menjadi pesantren yang mampu

Manajemen Pelayanan Pesantren


Oleh: M. Noor Khozin

PENDAHULUAN

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Lembaga ini telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Di luar Pulau Jawa lembaga pendidikan ini disebut dengan nama lain, seperti surau di Sumatra Barat, dayah di Aceh, dan pondok pada daerah lainnya.   
Kekhususan pesantren dibanding dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya adalah para santri atau murid tinggal bersama dengan kiai atau guru mereka dalam suatu kompleks tertentu yang mandiri. Agar dapat melaksanakan tugas mendidik dengan baik, biasanya sebuah pesantren memiliki sarana fisik yang minimal terdiri dari sarana dasar, yaitu masjid atau langgar sebagai pusat kegiatan, rumah tinggal kiai dan keluarganya, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan-ruangan belajar.

ReOrientasi dan Analisis SWOT Pesantren Modern

Oleh: Nur Wahid

I.                 PENDAHULUAN
Pesantren sebagai lembaga keagamaan merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri. Sepanjang sejarah yang dilaluinya, pesantren terus menekuni pendidikan dan menjadikannya sebagai fokus kegiatan. Dalam mengembangkan pendidikan, pesantren telah menunjukkan daya tahan yang cukup kokoh sehingga mampu melewati berbagai zaman dengan beragam masalah yang dihadapinya. Dalam sejarahnya itu pula, pesantren telah menyumbangkan sesuatu yang tidak kecil bagi Islam di negeri ini.
Hampir dapat disepakati bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Jawa. Munculnya pesantren di Jawa bersamaan dengan kedatangan para Wali Songo yang menyebarkan Islam di daerah tersebut. Menurut catatan sejarah, tokoh yang pertama kali mendirikan pesantren adalah Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Pola tersebut kemudian dikembangkan dan dilanjutkan oleh para Wali yang lain. Kemudian pesantren dapat eksis hingga saat sekarang ini.

Manajemen dan Penilaian Kinerja Pesantren


Oleh: Ade Pachruddin

Pendahuluan

Secara historis, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang di kembangkan secara dinamis oleh masyarakat Indonesia. Karena sebenarnya pesantren merupakan produk budaya masyarakat Indonesia yang sadar sepenuhnya akan pentingnya arti sebuah pendidikan bagi orang pribumi yang tumbuh secara natural. Terlepas dari mana tradisi dan sistem tersebut diadopsi, tidak akan mempengaruhi pola yang unik (khas) dan telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.[1]
Pesantren adalah suatu bentuk lingkungan “masyarakat” yang unik dan memiliki tata nilai kehidupan yang positif. Pada umumnya, pesantren terpisah dari kehidupan sekitarnya. Seolah membentuk komunitas sendiri dengan aturan dan kultur yang khas.

Menerapkan Analisis Swot untuk Pondok Pesantren


Oleh: Makhrusudin Ahmad

A.    PENDAHULAN
Berbicara mengenai sejarah pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pesantren, karena Pesantren dianggap sebagai sistem pendidikan asli Indonesia. Rentang waktu perjalanan lembaga pendidikan yang bernama pesantren di bumi pertiwi ini (baca: Indonesia) sangat panjang, dapat dikatakan hampir sama dengan irama dinamika dunia pendidikan di Indonesia. Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi, maka upaya-upaya yang ditujukan untuk mengembangkan kualitas agar citra sekolah ini tidak selalu menjadi “nomor dua”, perlu dilakukan.
Zaman telah mengalami perkembangan, namun banyak pesantren yang masih tetap bertahan dengan gaya  klasiknya. Memang ada banyak hal baik yang harus kita pertahankan dalam budaya pesantren-pesantren kuno, namun juga banyak hal-hal yang lebih baik dalam dunia modern ini yang perlu untuk diambil dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bagaimana pun juga masyarakat adalah “anak zaman” yang tidak bisa terlepas dari perkembangan  masa dan hanya berkutat pada masa tertentu. Maka dari itu perlu dilakukan reorientasi pendidikan pesantren sehingga bisa tetap eksis dan mampu menanggapi berbagai macam tututan zaman yang ada.

Manajemen Kurikulum & Teknologi Pesantren


Oleh: Istikhori

PENDAHULUAN

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang khas Indonesia, yang tumbuh dan berkembang dari dan di tengah-tengah tradisi bangsa Indonesia. Oleh karena itu di dalam masa penjajahan tempo dahulu, pesantren merupakan basis pertahanan yang memiliki peran luar biasa penting bagi perjuangan bangsa. Karenanya, pesantren perlu dibaca sebagai warisan sekaligus kekayaan kebudayaan-intelektual Nusantara.
Lebih dari itu, pesantren juga harus difahami sebagai benteng pertahanan kebudayaan itu sendiri karena peran sejarah yang dimainkannya. Harapan ini tentu saja tidak terlalu meleset dari konstruk budaya yang digariskan pendirinya. Selain diangan-angankan sebagai pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan yang berdimensi religius, Pesantren juga dipersiapkan oleh pendirinya sebagai motor transformasi bagi komunitas masyarakat dan bangsanya. Menariknya, segala angan-angan ini justru diberangkatkan dari "bandara tradisi" masyarakat setempat.

Budaya Organisasi Pesantren [2]


Oleh: Musatatok

A.   Pendahuluan
        Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (pasal 15). Kemudian dalam pasal 30 (ayat 4) dijelaskan bahwa pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, samanera, dan bentuk lain yang sejenis. Dengan adanya ketentuan ini, maka secara formal pesantren adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang berhak mendapatkan perhatian yang serius sebagaimana sub sistem pendidikan nasional yang lain.
Kendatipun secara resmi pesanten di Indonesia baru masuk dalam sistem pendidikan nasional tahun 2003, namun peranan pesantren dalam pendidikan dan pembentukan karakter bangsa Indonesia sudah dimulai sejak bedirinya pesantren itu sendiri.

Manajemen Kurikulum dan Teknologi Pesantren


Oleh: Rizqo Ahmadi

PENDAHULUAN

                Pondok pesantren telah ada kurang lebih sejak 700 tahun yang lalu atau sekitar abad ke 13. Berdasarkan sejarah, pesantren muncul dengan tujuan awal untuk menyebarkan pemahaman agama Islam. Komponen di dalamnya terdiri dari Kiyai sebagai penyampai keilmuan, santri penerima keilmuan, dan masjid atau surau sebagai sarana dan tempat untuk pengajian. Selain itu biasanya juga terdapat bilik-bilik kecil sebagai tempat tinggal para santri.
            Setelah kurun waktu terentu ternyta pesantren tidak hanya sebagai wahana untuk pengajaran ilmu agama Islam saja, melainkan mulai masuk ke ranah kehidupan sosial keasyarakatan. Pesatren memiliki kontribusi yang lebih daru sekedar pengajaran ilmu agama Islam. Sebagai contoh, pesantren termasuk menjadi salah atu bascamp untuk pergerakan melawan penjajahan. Dan dalam hal ini pesantren memiliki peran penting karena secaa mendasar salah satu prinsip dasar pesantren adalah persatuan. Dan itu merupakan satu hal yang ditakuti oleh penjajah.

Budaya Organisasi Pesantren


Oleh : Abdul Hakim Wahid

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada saat ini istilah budaya organisasi banyak digunakan dalam organisasi perusahaan, bahkan beberapa perusahaan memasang tulisan yang menunjukkan budaya organisasi mereka di tempat-tempat yang menarik perhatian. Misalnya di depan pintu masuk kantor, atau di dekat tempat para karyawan melayani pelanggan. Konsep budaya organisasi mulai berkembang  sejak awal tahun 1980-an. Konsep budaya organisasi diadopsi dari konsep budaya yang lebih dahulu berkembang pada disiplin ilmu antropologi[1].
Prilaku organisasi atau juga disebut budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap produktifitas organisasi itu sendiri. Pimpinan organisasi tertantang untuk melakukan perubahan didalam dan diluar institusi mengingat tuntutan nilai (value) dari masyarakat yang menginginkan sebuah organisasi yang responsive mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kwalitas hasil yang maksimal dan biaya yang rendah.

Manajemen Pengembangan SDI Santri (Menciptakan Santri Berkualitas)


  MANAGEMEN PENGEMBANGAN SDI (SUMBER DAYA INSANI) SANTRI[1]

Oleh: Laila Sabrina

PENDAHULUAN
Memasuki era globalisasi perkembangan teknologi menjadi begitu pesat di berbagai bidang dan secara dramatis telah mengubah konsep tentang jarak, waktu, budaya, gaya hidup dan perilaku. Karena interaksi antar bangsa makin meningkat dengan berkembangnya teknologi informasi, komunikasi dan transportasi maka akses terhadap nilai-nilai baru, terutama nilai-nilai budaya dari luar masyarakat kita makin besar.
Memasuki era baru ini, dalam kehidupan bangsa kita pun telah terjadi transformasi di semua segi terutama sosial dan budaya yang sangat cepat dan mendasar pada semua aspek kehidupan manusia. Modernisasi dan globalisasi menjadi proses yang tidak bisa ditunda yang menghasilkan benturan besar yang dapat merusak nilai-nilai bangsa yang sangat mahal kita pertahankan selama ini seperti persatuan dan kesatuan. Disinilah peranan agama yang menjadi landasan dan penyaring segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting peranannya, terutama membendung nilai yang sama sekali bertentangan dengan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia yang telah terbentuk dan teruji dalam suatu proses yang panjang.

Manajemen, Gaya Kepemimpinan Pesantren dan teknik Pengambilan Keputusan


Manajemen, Gaya Kepemimpinan Pesantren dan teknik
Pengambilan Keputusan[1]

Oleh: Yogie Elia Ginanjar

I.  PENDAHULUAN
Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah santri pada tiap pesantren menjadikan lembaga ini layak diperhitungkan dalam kaitannya dengan pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan moral.
Tantangan era globalisasi dan teknologi yang kian hari kian menjadi, momotivasi pesantren untuk senantiasa mengadakan inovasi terhadap sistem yang sudah ada. Berupa perbaikan-perbaikan yang secara terus menerus dilakukan, baik dari segi manajemen, administrasi, akademik (kurikulum) maupun fasilitas, menjadikan pesantren keluar dari kesan tradisional dan kolot yang selama ini disandangnya. Beberapa pesantren bahkan telah menjadi model dari lembaga pendidikan yang leading. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik. Tidak saja karena keberadaannya yang sudah sangat lama, tetapi juga karena kultur, metode, dan jaringan yang diterapkan oleh lembaga agama tersebut. Karena keunikannya itu, C. Geertz menyebutnya sebagai subkultur masyarakat Indonesia (khususnya Jawa)[2]. Pada zaman penjajahan, pesantren menjadi basis perjuangan kaum nasionalis-pribumi. Banyak perlawanan terhadap kaum kolonial yang berbasis pada dunia pesantren.

Corak Pesantren di Indonesia


Oleh: Abdullah Amin

A. Pendahuluan

Pesantren adalah bentuk pendidikan Islam yang sudah melembaga secara permanen di pedesaan. Bentuk-bentuk pendidikan Islam di pedesaan paling tidak dapat disebutkan dalam beberapa istilah, yaitu perguruan formal, serikat tolong-menolong seperti kelompok yasinan, majelis latihan seperti pesantren kilat dan kuliah tujuh menit (Kuntowijoyo,1988:105).

           Gejala tren  pesantren dewasa ini juga muncul dilingkungan perkotaan, seperti fenomena kemunculan beberapa pesantren mahasiswa/pelajar, seperti di Malang misalnya Al-Hikam, Ulil Absor, Firdaus, Dar al-Hijrah, dan beberapa yang lain.  Kecenderungan ini menunjukkan, bahwa meskipun sistem pendidikan pesantren memiliki beberapa kelemahan, namun ternyata masih dianggap sebagai tempat paling efektif untuk memperkenalkan Islam.