Kamis, 18 Juli 2013

Tawassul, Bid'ah dan Syirik?

Ada "Statement" yang berkembang di masyarakat, bahwa orang-orang yang melakukan "Tawassul" kepada para Nabi dan Wali Allah dan memohon pertolongan kepada mereka adalah penyembah para Nabi dan Wali Allah, dan itu sama saja dengan penyembah berhala.

Bagaimana "Statement" yang berkembang di kalangan ulama Ilmu Tawhid?

Jawaban:
"Tawassul" kepada orang-orang salih dikategorikan dalam permasalahan "Ibadah". Maka perlu diadakan kajian ulang tentang masalah "Ibadah".

Ibadah menurut term agama: ketundukan dan kerendahan diri seseorang kepada Dzat yang diyakini sebagai "Tuhan". Dan jika seorang muslim melakukan sesuatu sebagai ketundukannya dan kerendahan dirinya kepada sesuatu tanpa diyakini sebagai "Tuhan", maka tidak dapat dianggap sebagai "Ibadah" menurut "Shar'i", meskipun dengan bersujud.

Sebagai contoh:
Para malaikat yang bersujud kepada Nabi Adam tidaklah beribadah kepadanya, karena mereka tidak mengakui Nabi Adam sebagai "Tuhan". Begitu juga yang dilakukan saudara-saudara Nabi Yusuf.
Allah berfirman dalam surat al-Baqarah, ayat 34:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Allah berfirman pula dalam surat al-Kahf, ayat 50:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.

Allah berfirman dalam surat Yusuf, ayat 100:
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Artinya: Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (saudara-saudara Yusuf) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Kesimpulan:
Maka seluruh perbuatan "Ketundukan" dan "Kerendahan diri" ini (Tawassul) tidak termasuk dalam "Ibadah" dan bukan bentuk satu kesyirikan. Para pelakunya tidak dapat dikategorikan orang-orang yang berbuat syirik, selama mereka mempercayai "Hanya Allah SWT Dzat yang Maha Pemberi rizki dan manfaat".

Wa Allah A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar