Imbauan yang banyak kita dengar saat Ramadhan ialah perbanyak ibadah. Ternyata, melaksanakannya tidak semudah memberi imbauan. Apalagi jika yang terbayang di benak kita langsung pada ibadah-ibadah yang berat-berat, macam shalat malam yang panjang, khatam Al-Quran berkali-kali, duduk di masjid seharian untuk i’tikaf, ataupun shalat Tarawih 20 rakaat dengan bacaan panjang—hingga selesai 1 juz semalam.
Semua itu tidak termasuk berat bagi para santri—yang kesehariannya berada dalam pesantren dan lingkungan mengaji. Keadaan menjadi berbeda bagi para karyawan yang sehari-hari masih harus bekerja ke kantor. Berangkat pagi pulang sore hari. Apalagi, saat tiba di rumah badan sudah kelelahan. Tulisan kali ini mencoba menawarkan beberapa ibadah mudah yang bisa kita lakukan di sela-sela kesibukan bekerja saat bulan Ramadhan. Sesuai judul, semua ibadah itu mudah dilakukan.
1. Selalu Shalat Berjamaah
Ada 2 kali shalat wajib yang dilakukan pada jam kerja. Dzuhur dan Asar. Untuk mengeruk potensi pahala—sekaligus memperbanyak ibdaha—kita bisa melaksanakan shalat berjamaah. Tentu saja dengan mengajak rekan kerja sekantor. Di musholla kantor atau di masjid terdekat. Bisa juga mengambil sudut ruangan dengan menggelar sajadah. Ibadah berjamaah ini terhitung amat mudah, namun berpotensi pahala berlipat. 27 kali dari shalat tidak berjamaah. Bayangkan, bila kedua shalat Dzuhur dan Asar Anda berjamaah, sudah ada potensi 54 lipat pahala yang didapat.
Selain Dzuhur dan Asar, saya kira tidak terlalu sulit pula untuk berjamaah di masjid saat Isya’ dan Subuh. Untuk Maghrib, mungkin bisa berjamaah bersama keluarga di rumah usai berbuka bersama.
2. Melibas Seluruh Shalat Sunnah Rawatib
Dalam sehari, ada banyak rakaat shalat sunnah rawatib yang bisa kita kerjakan. Sebelum Subuh, ada dua rakaat yang nilainya (kata Nabi) melebihi dunia dan seisinya. Sebelum Dzuhur ada 2 atau 4 rakaat, begitu pula sesudahnya; 2 atau 4 rakaat. Yang bernilai muakaad 2 rakaat. Sebelum Asar, ada 4 rakaat yang juga berpahala besar. Begitu pula usai Maghrib, ada sunnah 2 rakaat. Sebelum dan sesudah Isya’, ada juga 2 rakaat. Bila ditotal, semuanya ada 18 rakaat yang bisa kita libas. Nah, semuanya itu kita usahakan jangan sampai ada yang terlewat.
3. Shalat Dhuha
Bagi pegawai kantoran, terkadang sulit menyelipkan waktu untuk shalat Dhuha. Apalagi di beberapa lingkungan kantor atau perusahaan yang tidak mendukung. Namun, kita bisa menyesuaikan diri dengan jadwal pekerjaan. Sekitar jam 10, segera ambil wudhu untuk melaksanakan shalat 4 rakaat Dhuha di musholla kantor. Insya Allah tidak ada atasan yang marah. Allah pasti akan memberikan berkah berlimpah pada perusahaan/kantor yang karyawannya banyak shalat Dhuha.
4. Dzikir Usai Shalat Wajib
Dulu, saat sekolah saya mendengar nasihat salah seorang guru. Jangan suka “lamcing”. Apa itu lamcing? Habis salam, langsung pelencing. Selesai shalat, tidak pakai zikir dan doa, tapi langsung beranjak keluar masjid. Itu maksud guru saya. Yang saya maksud bukan zikir ribuan tasbih dan tahlil, yang berbusa-busa. Cukup zikir standar saja. Ditambah Al Fatihah, Muawidzatain, dan Al-Ikhlas, serta Ayat Kursi. Lalu, ada zikir tasbih, tahmid, dan takbir—masing-masing 33 kali. Zikir yang disarankan Rasulullah kepada orang-orang fakir yang protes pada beliau. Orang-orang fakir itu iri karena orang-orang kaya bisa memperoleh banyak pahala dibanding mereka. Lalu, Rasulullah memberikan zikir ini untuk diamalkan.
5. Baca 4 Halaman Al-Quran Tiap Selesai Shalat Wajib
Rata-rata mushaf edisi terbaru menggunakan sistem pojok. Lazim disebut Al-Quran pojok. Jenis ini, berjumlah 20 halaman tiap juz-nya. Kalau tiap selesai shalat wajib kita membaca 4 halaman, berarti dalam sehari kita telah menyelesaikan 1 juz. Itu menjadi garansi kita akan mengkhatamkan Al-Quran dalam bulan Ramadhan ini. 4 halaman itu tidak berat kok. Sekitar 10 menit lah paling lama dengan bacaan standard.
Lima ibadah tersebut terbilang mudah. Namun, bila anda istiqomah melaksanakannya, insya Allah akan memberikan perubahan luar biasa pada diri Anda usai Ramadhan nanti.
*Catatan kecil Ramadhan 2013
Semua itu tidak termasuk berat bagi para santri—yang kesehariannya berada dalam pesantren dan lingkungan mengaji. Keadaan menjadi berbeda bagi para karyawan yang sehari-hari masih harus bekerja ke kantor. Berangkat pagi pulang sore hari. Apalagi, saat tiba di rumah badan sudah kelelahan. Tulisan kali ini mencoba menawarkan beberapa ibadah mudah yang bisa kita lakukan di sela-sela kesibukan bekerja saat bulan Ramadhan. Sesuai judul, semua ibadah itu mudah dilakukan.
1. Selalu Shalat Berjamaah
Ada 2 kali shalat wajib yang dilakukan pada jam kerja. Dzuhur dan Asar. Untuk mengeruk potensi pahala—sekaligus memperbanyak ibdaha—kita bisa melaksanakan shalat berjamaah. Tentu saja dengan mengajak rekan kerja sekantor. Di musholla kantor atau di masjid terdekat. Bisa juga mengambil sudut ruangan dengan menggelar sajadah. Ibadah berjamaah ini terhitung amat mudah, namun berpotensi pahala berlipat. 27 kali dari shalat tidak berjamaah. Bayangkan, bila kedua shalat Dzuhur dan Asar Anda berjamaah, sudah ada potensi 54 lipat pahala yang didapat.
Selain Dzuhur dan Asar, saya kira tidak terlalu sulit pula untuk berjamaah di masjid saat Isya’ dan Subuh. Untuk Maghrib, mungkin bisa berjamaah bersama keluarga di rumah usai berbuka bersama.
2. Melibas Seluruh Shalat Sunnah Rawatib
Dalam sehari, ada banyak rakaat shalat sunnah rawatib yang bisa kita kerjakan. Sebelum Subuh, ada dua rakaat yang nilainya (kata Nabi) melebihi dunia dan seisinya. Sebelum Dzuhur ada 2 atau 4 rakaat, begitu pula sesudahnya; 2 atau 4 rakaat. Yang bernilai muakaad 2 rakaat. Sebelum Asar, ada 4 rakaat yang juga berpahala besar. Begitu pula usai Maghrib, ada sunnah 2 rakaat. Sebelum dan sesudah Isya’, ada juga 2 rakaat. Bila ditotal, semuanya ada 18 rakaat yang bisa kita libas. Nah, semuanya itu kita usahakan jangan sampai ada yang terlewat.
3. Shalat Dhuha
Bagi pegawai kantoran, terkadang sulit menyelipkan waktu untuk shalat Dhuha. Apalagi di beberapa lingkungan kantor atau perusahaan yang tidak mendukung. Namun, kita bisa menyesuaikan diri dengan jadwal pekerjaan. Sekitar jam 10, segera ambil wudhu untuk melaksanakan shalat 4 rakaat Dhuha di musholla kantor. Insya Allah tidak ada atasan yang marah. Allah pasti akan memberikan berkah berlimpah pada perusahaan/kantor yang karyawannya banyak shalat Dhuha.
4. Dzikir Usai Shalat Wajib
Dulu, saat sekolah saya mendengar nasihat salah seorang guru. Jangan suka “lamcing”. Apa itu lamcing? Habis salam, langsung pelencing. Selesai shalat, tidak pakai zikir dan doa, tapi langsung beranjak keluar masjid. Itu maksud guru saya. Yang saya maksud bukan zikir ribuan tasbih dan tahlil, yang berbusa-busa. Cukup zikir standar saja. Ditambah Al Fatihah, Muawidzatain, dan Al-Ikhlas, serta Ayat Kursi. Lalu, ada zikir tasbih, tahmid, dan takbir—masing-masing 33 kali. Zikir yang disarankan Rasulullah kepada orang-orang fakir yang protes pada beliau. Orang-orang fakir itu iri karena orang-orang kaya bisa memperoleh banyak pahala dibanding mereka. Lalu, Rasulullah memberikan zikir ini untuk diamalkan.
5. Baca 4 Halaman Al-Quran Tiap Selesai Shalat Wajib
Rata-rata mushaf edisi terbaru menggunakan sistem pojok. Lazim disebut Al-Quran pojok. Jenis ini, berjumlah 20 halaman tiap juz-nya. Kalau tiap selesai shalat wajib kita membaca 4 halaman, berarti dalam sehari kita telah menyelesaikan 1 juz. Itu menjadi garansi kita akan mengkhatamkan Al-Quran dalam bulan Ramadhan ini. 4 halaman itu tidak berat kok. Sekitar 10 menit lah paling lama dengan bacaan standard.
Lima ibadah tersebut terbilang mudah. Namun, bila anda istiqomah melaksanakannya, insya Allah akan memberikan perubahan luar biasa pada diri Anda usai Ramadhan nanti.
*Catatan kecil Ramadhan 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar