Minggu, 16 Desember 2012

KH Idham Chalid

Lahir di Setui, Kalimantan Selatan pada 1921. Belajar di sebuah sekolah pendidikan guru setempat dan kemudian di pondok pesantren modern Gontor (Ponorogo, Jawa Timur). Memulai karier politiknya sebagai ketua cabang Masyumi lokal di Kalimantan Selatan pada 1944. Pada 1947 menjadi anggota Dewan regional yang disponsori Belanda pada 1949-1950 anggota parlemen Republik Federal, dan pada 1955 terpilih menjadi anggota DPR dengan tiket NU. Diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo kedua (1956-1957), dan pada tahun yang sama menjadi ketua umum Tanfidziyah NU, posisi yang terus dipegangnya sampai dia dibujuk mengundurkan diri pada 1982.


Diangkat menjadi wakil ketua DPA oleh Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin. Walaupun mempunyai hubungan dekat dengan Orde Lama, dia menjadi menteri pada Kabinet Orde Baru pertama (sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat 1967-1970. ke- mudian Menteri Sosial 1970-1971), dan ketua DPR dan MPR setelah pemilu Orde Baru yang pertama (1971-1977). Jabatan-jabatan tinggi ini diikuti dengan jabatan sebagai presiden PPP (sampai 1989) dan posisi kehormatan sebagai ketua DPA (1977-83). Dia secara formal duduk dalam kepengurusan organisasi tarekat NU, tetapi baru memegang posisi ini secara serius sejak 1984. Ketika buku ini ditulis, jabatannya sebagai pimpinan organisasi tarekat ini merupakan satu-satunya posisi penting yang dipegangnya.

(Tempo 1981:99; 1986:144-5).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar